In Allah We Trust

In Allah We Trust
A New Hope

Sunday, January 26, 2014

Apakah Yesus Kristus adalah Allah?


"Iman Kristen adalah sesuatu yang tidak diusahakan mendapatkannya seperti yang dikehendaki. Itu lebih kepada temuan yang sulit dengan membiarkan tanpa mengusahakannya"
   —Chesterton


Cerita tentang Yesus bisa berupa kejadian sejarah yang terbesar atau suatu berita bohong yang sungguh kejam. Bila kejadiannya tidak benar, maka semua pemberitaan tentang Kristen menjadi rusak bersama harapan dari begitu banyak kehidupan yang dibangun dalam namanya. Rasul Paulus berkata:


    "Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. Lebih daripada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus - padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan. Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus. Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.
       —1 Korintus 15:14-19
Tapi bila ceritanya benar, lalu dunia ini telah mendapatkan berita yang sangat luar biasa dengan skala goncangan bumi. Apakah Anda telah bersedia menanggung akibatnya bila ingin mengetahuinya?
Dalam hal ini, terserah keinginan Anda untuk mengkaji lebih dalam benar atau tidaknya pernyataan tentang Kristus. Hal yang mengejutkan adalah, banyak orang yang tidak percaya merasa tidak perlu menggali lebih dalam bukti-bukti yang mendukung tentang Yesus [1] sebaliknya, seringkali mereka malah lari daripadanya. Pada saat yang sama, banyak diantara orang Kristen sendiri yang masih merasa belum yakin betul, apakah iman mereka telah demikian kuat. Apakah pernyataan tentang Kristen adalah palsu? Apakah itu hanya semacam pemikiran yang bijaksana saja? Atau apakah itu sungguh benar adanya?
Halaman berikut akan membuktikan kebenaran cerita tentang Yesus, terutama tentang kebangkitan-Nya
[2] menurut alasan-alasan historis. Jadi dimanapun posisi anda sekarang, apakah percaya, tidak percaya, ragu-ragu atau tidak ada keputusan, saya mengundang anda untuk melihat bukti ini [3]

MEMILIH DIANTARA YANG MEMBINGUNGKAN

Dewasa ini banyak sikap yang tidak setuju mengenai identitas Yesus dari Nazaret. Jika Anda secara acak dalam suatu survey bertanya kepada sejumlah orang, siapakah Yesus menurut mereka, maka Anda akan mendapat jawaban yang beragam. Beberapa orang akan berkata bahwa Yesus adalah seorang rasul yang besar yang dapat disamakan dengan Buddha, Mohammad, Confucius dan lain-lain. Yang lain akan menyebut dia sebagai seorang pendidik yang besar. Yang lain lagi akan mengatakan bahwa dia adalah seorang yang penuh kasih, tapi lemah sehingga terbunuh untuk sebab yang agung dan terhilang.
Siapakah Yesus itu menurut Anda? Apakah pendapat-pendapat diatas cukup akurat ? Atau apakah ada rincian tertentu yang hilang? Zaman kita sekarang ini menginginkan sikap yang terbuka dan jujur dalam setiap penelitian. Demikian juga halnya tentang Yesus, adalah penting untuk memperoleh semua fakta sebelum menerima atau menolaknya.
Yesus Kritstus dinyatakan sebagai Allah, Pencipta jagat raya, seorang yang hanya melalui Dia kita dapat masuk kedalam Surga. Ini merupakan pernyataan yang tinggi!
Usia kita yang relatif membawa kita pada rasa bingung atas semua hal tentang Yesus karena kita semata-mata membayangkan relevansinya dari sudut “selera” kita secara pribadi. Misalnya ketika kita memilih sebuah penutup kepala atau topi. Sebenarnya hal tersebut sama sekali berbeda. Apakah pernyataan dalam Perjanjian Baru itu benar atau tidak. Jika tidak benar, mari kita melihat yang lain. Tapi jika pernyataan itu adalah benar, apakah kita tidak seharusnya menerimanya dan percaya kepadanya seperti yang diperintahkannya? Jawaban terhadap pertanyaan itu tidak tergantung kepada apa yang kita lebih sukai, tetapi kepada apakah Yesus dari Nazaret dapat dibandingkan seperti yang dinyatakannya. Membantu Anda memahami bahwa dia benar-benar Anak Allah yang kekal (Yohannes 8:58) adalah jawaban dari semua hal ini. Jutaan orang Kristen cukup yakin bahwa hidup kekal Anda dan saya adalah menggantungkan harapan kepada apa yang kita lakukan bersama Yesus Kristus (1 Johanes 5:11-12)
    "Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup."
       —1 Yohanes 5:11-12
  • Bagaimana satu Allah terdiri dari tiga orang?
REFERENSI DAN CATATAN KAKI

  1. J.B. Phillips, Ring of Truth (Wheaton, Illinois: Harold Shaw Publishers, 1967). Sarjana Inggris yang kenamaan ini memperhatikan, “Selama beberapa tahun saya telah berbicara dengan ratusan orang, banyak diantara mereka mempunyai kadar intelektual yang lebih tinggi dari saya, nyatanya mereka tidak mempunyai pemahaman tentang apa Kekristenan itu sebenarnya… mereka tidak mengetahui apa-apa. Hal ini menurut saya sungguh menyedihkan dan mengejutkan. Itu berarti bahwa kejadian dalam sejarah yang paling penting telah terlewatkan. Bukan disebabkan karena buktinya telah ditemukan dan dijumpai tidak cukup meyakinkan, tetapi semata-mata karena belum pernah diperiksa dan diteliti.” (hal. 24). [up]
    Dalam debat publik mengenai keberadaan Allah, Dr. Kai Nielsen, seorang ahli filsafat agnostis yang blak-blakan dihadapkan dengan kumpulan bukti untuk kebangkitan Kristus. Dia mengakui sikap ketidakperduliannya dengan berkata, “Saya tidak tahu banyak tentang hal semacam itu… Seandainya terdapat bukti yang baik [tentang kebangkitan Kristus]. “Saya tidak tahu apakah ada atau tidak.” [J.P. Moreland dan Kai Nielsen, Does God Exist? The Great Debate—the entire transcript (Nashville, Tennessee: Thomas Nelson Publishers, 1990), hal. 64.]
  2. Kebangkitan: Hidup kembali pada hari yang ketiga setelah kematian dan penguburannya. [up]
  3. Kecenderungan dewasa ini dipengaruhi oleh Soren Kierkegaard[a] dan diuraikan oleh by Francis Schaeffer[b] memisahkan iman dari alasan. Joseph Campbell adalah contoh kontemporer. Ketika Campbell mengakui ketidakpercayaannya pada tuhan pribadi, seorang Pendeta Katolik menanyakan kepadanya apakah argumen yang logis bisa mengubah pendiriannya. Campbell menjawab, "Tidak, Pak Pendeta, Lalu apa jadinya nilai dari iman?"[c] Akan tetapi dalam kenyataannya dia menyesatkan iman dengan menganggap hal itu sebagai sesuatu yang tidak logis. Tentu saja, iman tidak dapat dilihat. Tetapi memiliki iman telah menunjukkan adanya pengakuan atas kebenaran dari objeknya. Perjanjian Baru menunjukkan berbagai bukti yang mendukung (Johanes 20:30,31, Kisah Para Rasul 1:3, Roma 1:20f), dan mendorong penggunaan pikiran kita untuk melihat perbedaan bukti ini (1 Petrus 3:15). Rasul Paul menyetujui intelektualitas ketika memberi pengajaran pada orang-orang Atena (Kisah Para Rasul 17:22f). Menyatakan kredibilitas objek dari iman tidak meniadakan iman itu sendiri. Tetapi memisahkan iman yang benar dari hanya semata-mata hasrat besar untuk mempercayai sesuatu.[d] [up]
    • a. Soren Kierkegaard, Training in Christianity (Princeton University Press, 1967), hal. 28f]
    • b. Francis Schaeffer, Escape From Reason (Downer's Grove, Illinois: InterVarsity Press, 1972).
    • c. Joseph Campbell, The Power of Myth, with Bill Moyers (New York: Doubleday, 1988), hal. 243.
    • d. Lihat yang berikut: Frederick Fyvie Bruce, The Defense of the Gospel in the New Testament (Downer's Grove, IL: InterVarsity Press, 1977); John W. Montgomery, Faith Founded on Fact (Nelson, 1978); John R.W. Stott, Your Mind Matters (Downer's Grove, Illinois: InterVarsity Press., 1972); James Sire, Why Should Anyone Believe Anything at All? (Downer's Grove, Illinois: InterVarsity Press, 1994); Elton Trueblood, A Place to Stand (HarperCollins Publishers, 1969).

[ Jika informasi ini berguna, pertimbangkanlah dalam doa untuk memberi sumbanganguna membantu menutupi biaya-biaya agar menjadikan pelayanan yang membangun iman ini tersedia bagi Anda dan keluarga Anda! Sumbangan bersifat tax-deductible (di Amerika). ]
Diterjemahkan oleh Darwin Marpaung

No comments:

Post a Comment